Memahami
Struktur Karya Tulis Ilmiah
Submitted by team e-penulis on Sen, 19/11/2007 - 12:08pm.
Menulis makalah? Wah, susah banget!
Tapi itulah yang sebenarnya menjadi bagian dari kehidupan akademis di sekolahan
maupun di kuliahan. Ya, penulisan makalah sebagai salah satu bentuk karya tulis
ilmiah memang sudah disosialisasikan bahkan sejak di bangku sekolah dasar lewat
tugas-tugas seperti kliping.
Bagi sebagian besar, tugas menulis
karya ilmiah, baik dalam bentuk makalah maupun skripsi, tampaknya menjadi tugas
yang berat. Pemilihan topik penelitian, judul makalah, sampai penentuan teori
menjadi bagian yang dianggap susah dikerjakan. Tidak heran ketika makalah atau
skripsi disusun, beragam perbaikan harus dikerjakan oleh penulisnya.
Memahami struktur sebuah karya
ilmiah bisa menjadi cara yang akan menolong penulis dalam menyajikan karya
tulisnya. Bila sudah mengenal masing-masing aspeknya, sedikit banyak akan
melapangkan alur pemikiran penulis.
Secara umum, sebuah karya tulis
ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian yang dimaksud ialah pendahuluan,
isi, dan pembahasan. Meskipun ketiganya merupakan inti dari sebuah karya, tentu
saja masih dibutuhkan penyemarak lain, yaitu prakata (bedakan dengan kata
pengantar!), daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran. Tentu
saja kelengkapan-kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak disertakan.
Masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.
PENDAHULUAN
Seperti namanya, bagian ini
memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan.
Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara sederhana di
bawah ini.
- Latar belakang masalah
Pada
bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannya pada
objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan
fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi
kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat
karena membahas topik-topik yang sedang hangat.
Satu aspek
lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Peneliti
perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang
dikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang
dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.
- Masalah dan batasannya
Dari
fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan
masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang
hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit.
Meski
demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi
lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek
yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah penelitian juga akan
menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah.
- Tujuan dan manfaat
Kemukakan
tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan
keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.
- Metode dan Teknik Analisa
Penentuan
metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari sebuah
penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya, Sudaryanto
(2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harus dilaksanakan,
sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara, tambahnya,
kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai.
Dalam ilmu
linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode
padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metode
perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh
karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik
analisanya. Data penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati
perilakunya.
- Landasan teori
Sebuah
penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus
benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahan
masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan
teori yang hendak dipakai akan lebih mudah.
ISI
Setelah merampungkan bagian awal
tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebih bergumul dengan data yang
telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut juga subbab karena bagian
isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya tergantung ruang
lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub
bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada
bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada bab pendahuluan.
PENUTUP
Sebagai penutup, pada bagian ini
peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut
harus disajikan secara sederhana dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa lebih
menangkap hasil penelitiannya secara ringkas.
Salah satu bagian yang tampaknya
masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran. Sejumlah
departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian
tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian
lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu.
BIBLIOGRAFI
Bibliografi atau yang umumnya
disebut sebagai daftar pustaka turut menjadi bagian yang penting. Asumsinya,
sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan referensi-referensi pendukung.
Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun,
ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi.
Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca
literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu
banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli
daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi
harus dilakukan sewajar dan seperlunya saja.
Tata cara penulisan bibliografi pun
harus diperhatikan. Bedakan sumber referensi yang berasal dari buku dengan
majalah dan surat kabar. Mengingat dunia internet saat ini pun menawarkan
beragam hasil penelitian yang dengan mudah dapat diakses, peneliti dapat
memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai bahan referensi penelitiannya.
Khusus untuk sumber referensi dari internet, saat ini disepakati bahwa tata
cara penulisannya sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah
artikel.
MENGENAI ABSTRAK
Abstrak juga menjadi bagian penting
lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Abstrak merupakan suatu bagian
uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris,
bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana yang
dibicarakan mengenai aspek-aspek itu (Keraf 1984).
MENGENAI PRAKATA
Salah kaprah sering terjadi pada
bagian ini. Masih banyak yang memilih menggunakan kata pengantar daripada
prakata. Perbedaan yang mendasar dari keduanya, kata pengantar ditulis oleh
seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata
pengantar dipilih untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa
karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi.
Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya
tersebut.
Pada bagian ini, penulis bisa
memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang ia hasilkan. Penyajiannya
harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak
bagian latar belakang masalah pada pendahuluan.
STRUKTUR DALAM LAPORAN ILMIAH
Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat
dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah makalah penelitian. Hal ini terlihat
dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan daftar isi beserta
daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas lagi.
Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian,
struktur sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno
(1982) berikut ini.
- Judul yang disertai nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya.
- Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan.
- Pendahuluan, yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah guna mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya.
- Tubuh utama, yang berisi:
- bahan dan metode penelitian yang dipakai;
- uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya.
- Penutup, yang berisi:
- hasil penelitian dan pembahasan;
- ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian.
f.
Referensi berupa daftar pustaka yang telah digunakan dalam penelitian.
Pola di atas tidak sepenuhnya
mutlak. Khusus dalam jurnal-jurnal ilmiah, masing-masing jurnal biasanya
memberlakukan struktur penulisannya masing-masing. Informasi itu biasanya
selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal.
Daftar Bacaan
Keraf, Gorys. 2004. "Diksi dan
Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soeseno, Slamet. 1982. "Teknik
Penulisan Ilmiah-Populer". Jakarta: Gramedia.
Sudaryanto. 2001. "Metode dan
Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara
Linguistis". Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
No comments:
Post a Comment